Truth used to be based on reason. No more. What we feel is now the truest source of reality. Despite our obsession with the emotive and the experiential, we still face anxiety, despair, and purposelessness. How did we get here? And where do we find a remedy? In this modern classic, Francis A. Schaeffer traces trends in twentieth-century thought and unpacks how key ideas have shaped our society.…
The aim of this guide is to help readers grasp Schaeffer's essential ideas through a study of his "trilogy" ; The God Who is There, Escape from Reason and He is Not Silent.
Mengapa percaya kepada Allah? Di dalam Ia Ada di Sana dan Ia Tidak Diam, Francis Schaeffer membahas sejumlah pertanyaan yang paling membingungkan bagi orang percaya. Apakah Allah eksis? Apakah masuk akal untuk percaya kepada Allah? Bisakah kita mengenal Allah? Selama hidupnya Schaeffer menyambut kunjungan orang-orang dari berbagai latar belakang yang memiliki pertanyaan dan keraguan ke L'Abri…
Kebenaran dulu selalu didasarkan pada rasio. Sekarang tidak lagi. Apa yang kita rasakan dianggap sebagai sumber terbenar dari realitas. Meskipun kita terobsesi dengan hal-hal emotif dan eksperiensial, kita masih menghadapi masalah eksistensial yang selalu hadir - kecemasan, keputusasaan, dan ketiadaan tujuan. Bagaimana kita bisa sampai seperti ini? Dan di mana bisa menemukan jalan keluarnya? …
Sejak pertama diterbitkan, Allah yang Ada di Sana telah menjadi buku penting yang mengubah cara gereja memandang dunia. Dari buku ini kita belajar bagaimana timbulnya benturan ide-ide mengenai Allah, sains, sejarah, dan seni dan kemana benturan ini akan menuju. Allah yang Ada di Sana menunjukkan bagaimana Kekristenan historis bisa dengan teguh mengonfrontasi berbagai filsafat dunia karena Alla…