Text
Sola Gratia Dei Buku Pegangan Soteriologi
“Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia-Nya telah dibenarkan dengan cuma-cuma melalui penebusan dalam Yesus Kristus; yang telah dinyatakan secara terbuka oleh Allah sebagai jalan pendamaian di dalam darah-Nya melalui iman.”-Roma 3: 23-25
"Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah." -2 Korintus 5:21
Semua manusia telah berdosa, hal ini sungguh tidak dapat dipungkiri. Sungguh jelas juga bahwa Allah tidak ingin membiarkan kita mati dalam dosa tanpa pengharapan apa pun. Allah sangat memperhatikan kese- lamatan manusia. Bukti-bukti dari Alkitab menyaksikan dan mengukuhkan hal ini. Namun, ada banyak sekali penafsiran berbeda mengenai kese- lamatan manusia dan pengaruhnya kepada kehidupan kita.
Dalam buku ini, Pdt. Billy Kristanto membahas mengenai doktrin keselamatan (soteriologi) dengan mengikuti ordo salutis klasik, namun bukan dalam pengertian langkah-langkah keselamatan yang kaku secara sekuensial, melainkan sebagai aspek-aspek keselamatan yang dikerjakan oleh Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya. Setiap bab akan disertai dengan pendasaran theologi biblis, perspektif dari theologi Reformed, semangat Injili, dan juga dampaknya dalam kehidupan Kristen, agar para pembaca dapat dengan lebih mudah memahami keselamatan yang telah diberikan Tuhan kepada umat manusia.
Billy Kristanto (Dr. phil., Dr. theol., Ruprecht-Karls-Universität Heidelberg) adalah pendeta yang pernah melayani di berbagai jemaat Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII) dan saat ini melayani di GRII Kelapa Gading dan MRII serta PRII di Eropa. Beliau juga adalah dekan akademis di STT Reformed Injili Internasional Jakarta. Beberapa karya lainnya yang telah diterbitkan oleh Penerbit Momentum adalah Ajarlah Kami Bertumbuh (2006), Ajarlah Kami Bergumul (2008), Aspek-Aspek dalam Pemikiran John Calvin (2012), Aku, Diriku, dan Kebajikan (2014), 50 Lukisan Agung dan Makna di dalamnya (2016), dan Air Mata Pernikahan (2017).
No copy data
No other version available